Tips Membuat Website Lebih Sosial

Tips Membuat Website Lebih Sosial - Jika Anda mengoperasikan sebuah situs web, Anda tidak diragukan lagi akrab dengan optimasi mesin pencari. Sekarang, tambahkan Optimasi Sosial untuk to-do list Anda. 

Sebuah situs web yang dioptimalkan untuk berbagi media sosial biasanya menarik lebih banyak lalu lintas dan memicu keterlibatan lebih dengan pelanggan. Tapi apa optimasi sosial berarti tepatnya? Apakah itu hanya masalah penambahan tombol berbagi sosial ke halaman? Sebenarnya, hal itu mencakup segalanya dari mendorong lebih banyak berbagi pada halaman Anda hingga mencari lebih banyak umpan balik dari pengunjung.

Untuk membuat website Anda lebih sosial, pertimbangkan lima tips berikut:

1. Mendorong pengalaman yang lebih sosial.

Anda dapat mendorong berbagi dan keterlibatan di website Anda dengan memilih kata cerdas secara emosional. Ini berarti Anda memilih kata-kata yang mewakili kepribadian merek Anda dan menunjukkan percakapan.

Sebuah contoh yang baik akan mengubah "Coba sekarang" link ke “Anda siap mencobanya?” Ini membangkitkan tindakan dan juga membuat klik lebih dari pengalaman pribadi untuk pengguna. Buat menjadi lebih personal, pada gilirannya, dapat membantu pengguna merasa lebih nyaman meninggalkan komentar atau berbagi di situs Anda.

2. Meningkatkan standar pada kualitas konten.

Menciptakan konten khas yang pelanggan Anda temukan menarik dan berguna, tentu saja, kunci untuk setiap strategi pemasaran yang sukses secara online. Tanpa konten tersebut, ada sedikit kesempatan bahwa halaman Anda akan ditemukan dan terhubung dengan situs lain.

Meningkatkan kualitas konten Anda adalah salah satu cara untuk membuat situs Anda lebih sosial. Pikirkan tentang hal ini. Apakah Anda membuat artikel, posting blog atau video yang layak dibagi? Sebagai contoh, pastikan judul Anda menarik. Pastikan untuk mengintegrasikan tombol berbagi Anda erat dengan potongan konten.

Konten format dan panjang juga penting. Infografis, video dan posting blog singkat umumnya dibagi lebih sering daripada yang lama, potongan mendalam karena mereka dengan mudah dan cepat dicerna.

3. Insentif bila memungkinkan.

Dengan incentivizing pengunjung Anda dengan fitur gamification seperti lencana, jumlah dan bintang, Anda bermain untuk kebutuhan bawaan untuk bersaing dan menang. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang bisa ditweak di situs Anda untuk berbagi insentif. Mungkin itu sesuatu yang sederhana seperti peringkat atau voting.

Salah satu contoh sukses adalah incentivizing ModCloth program”Jadilah Pembeli”. Pengecer pakaian online vintage yang mengundang pembeli untuk memilih di mana pakaian perusahaan harus menjual berikutnya. Pelanggan juga didorong untuk mempromosikan pakaian untuk teman-teman untuk mendapatkan suara lebih banyak.

Program ini mendorong pembeli untuk memeriksa kembali lebih sering, meningkatkan kunjungan situs dan berpotensi meningkatkan penjualan. Para pembeli dihargai dengan mampu membeli pakaian yang tidak dilakukan di tempat lain. Ini adalah win-win solution.

4. Aktif mencari umpan balik pelanggan.

Kapan terakhir kali Anda menanyakan pengunjung Anda apa yang mereka ingin lihat selanjutnya? Apakah itu meminta mereka untuk memilih pada fitur berikutnya yang Anda bangun atau memilih produk yang mereka ingin lihat Anda jual, jangan meremehkan kekuatan umpan balik.

5. Lacak Dengan Rajin dan melakukan penyesuaian.

Anda mungkin percaya bahwa beberapa merek hanya lebih mungkin untuk menang dalam keterlibatan sosial daripada yang lain, tapi itu jarang terjadi. Sukses sering datang ke proses strategis pengujian dan membuat penyesuaian.

Untuk meningkatkan keterlibatan di situs Anda, menguji faktor-faktor seperti di mana tombol berbagi dan jenis pesan mendorong interaksi pelanggan. Kebanyakan situs memiliki Google Analytics atau alat penelitian lain, tetapi sedikit yang menggunakan mereka untuk melacak lalu lintas media sosial dan lebih memahami bagaimana orang-orang yang terlibat di situs mereka. Perubahan sederhana seperti menggunakan bahasa yang lebih langsung sering dapat meningkatkan kegiatan sosial.

Sumber : www.entrepreneur.com/article/223905