Eyang Subur

Jumat, 29 Maret 2013 Label: ,

Di balik heboh Eyang Subur  

Eyang Subur, yang disebut-sebut sebagai "orang pintar" dari kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, serta-merta dirayakan oleh media massa cetak dan elektronika sebagai heboh. Ada apa di balik gaduh seputar warta heboh Eyang Subur?

Berangkat dari kesaksian sejumlah artis yang mengaku pernah berhubungan dengan Eyang Subur, media massa menghidup-hidupkan gejala dunia lain itu sebagai heboh, artinya sesuatu yang menggegerkan dan menggetarkan lantaran mengusik rasa ingin tahu pembaca.

Ada sejumlah pengakuan wicara dari mujarab Eyang Subur. "Saya anggap Eyang orangtua, saya silahturahmi aja nggak ada maksud lain. Saya tidak pernah menganggap Eyang itu guru. Eyang memang waktu itu saya lihat punya kharisma," kata artis serbabisa Dorce Gamalama.

Ada juga pengakuan dari seorang pegawai swasta yang mengaku menjadi murid Eyang Subur sejak 1995 hingga 2005, Joko Triono. Ia mengungkapkan bahwa korban Eyang Subur ada yang berasal dari kalangan pejabat dan militer, meski pada akhirnya sinyalemen itu musykil dibuktikan. Heboh Eyang Subur tersembul ke permukaan ketika Adi Bing Slamet dan sejumlah korban dari Eyang Subur menyatakan kesaksian seputar ajaran sesat dan segepok perlakuan merugikan dari Eyang Subur.

"Saya di sini bersama teman-teman yang punya pengalaman yang sangat pahit. Kita dibikin sesat sesesat-sesatnya," kata Adi ketika ditemui di daerah Cilanda, Jakarta Selatan.

Ungkapan sesat sesesat-sesatnya kemudian dibingkai dengan sejumlah perilaku yang merugikan, antara lain sang korban dibikin gila, dibuat mau jatuh dari ketinggian, diminta agar menyerahkan sejumlah harta kepada sosok yang dianggap berkharisma itu, dijadikan istri oleh orang yang disebut-sebut punya kekuatan mistik, bahkan dilarang beribadah menurut tatacara agamanya.

Bukankah misi suci dari media massa, salah satunya mengomunikasikan segala pengalaman masyarakat dalam bingkai rasionalitas? Di balik heboh sosok itu, siapa sebenarnya Eyang Subur? Di mata pelawak Tessy, pria tua itu bukanlah dukun. "Aslinya dia itu tukang jahit," kata anggota kelompok lawak Srimulat itu. "Setahu saya, kalau teman-teman datang ke rumahnya di waktu magrib, Eyang Subur malah suruh salat."

Pengakuan serupa juga dikemukakan oleh anggota Srimulat lainnya, Gogon yang mengenal Subur sejak 1983. "Kami tidak pernah disyarati dan saya tak pernah meminta supaya terkenal," katanya. Sementara paranormal Permadi membantah bahwa Subur adalah dukun. Tempat kediaman Eyang Subur hanya menyerupai dengan kasepuhan. Di sana mereka membahas dan membicarakan penyakit, agama, dan negara.

Gejala serba mistik itu, di mata pembacaan ahli filsafat Franz Magnis-Suseno SJ, ketika menulis mengenai pemikir politik Tan Malaka, menulis bahwa alasan bangsa Indonesia terbelakang salah satunya karena bangsa ini masih terperangkap dalam Logika Mistika. Tan Malaka dalam karyanya Madilog menunjuk bahwa logika mistika adalah logika gaib, maksudnya cara berpikir yang tidak menjelaskan segala apa yang terjadi dalam dunia nyata dengan mencari sebab-musababnya dalam dunia nyata, melainkan dengan mengembalikannya kepada perbuatan roh-roh di alam alam gaib yang berada di belakang alam nyata.

Ini merupakan, "perkawinan antara sains dan teknik", demikian Tan Malaka dalam karyanya bertajuk Madilog. Caranya? dengan berpikir logis! Menurut dia, berpikir logis secara sederhana berarti bahwa "persoalan pasti dijawab dengan pasti pula". Bukankah tugas media massa mewartakan segala persoalan agar menemukan jawaban-jawaban yang mendekati kepastian? Media massa perlu bernalar logis, bukan bernalar magis.

Ketika media massa memberitakan dan menayangkan segala warta yang bernuansa "dunia lain", "dunia mistik", dan "dunia gaib", maka media massa sedang memiskinkan dan mengosongkan makna hidup manusia atau menjadikan manusia semata-mata alat belaka. Ketika memaknai heboh Eyang Subur, maka media massa dituntut memberi rasa kepastian (sense of certainty), bukan justru menyajikan hal-hal yang serba tidak pasti.

Alasan Eyang Subur Menutup Diri dari Media


Pengacara Eyang Subur, Ramdan Alamsyah, menuturkan alasan mengapa kliennya tak mau tampil di depan publik. "Dia sudah tak tahu harus berbuat apa," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 27 Maret 2013. Menurut dia, media kini terlalu menyudutkan kliennya. "Seolah terlalu berpihak pada satu orang," ujarnya. Hal tersebut membuat posisi kliennya serbasalah.

Padahal, kata Ramdan, apa yang diutarakan aktor Adi Bing Slamet semuanya tak benar. "Tidak ada yang benar itu, kalau iya, coba buktikan di sini (Mabes Polri)," ujarnya. Adi sebelumnya menuding mantan guru spiritualnya itu melakukan praktek sesat yang mengarah pada penistaan agama. Ia juga menyebut sang mantan guru sebagai ahli nujum.

Akhirnya, sang eyang hanya bisa memberi kuasa kepada Ramdan untuk tampil di depan publik. "Saya sampaikan apa yang ia ingin katakan," ujarnya.

Setelah kasus ini bergulir, sang eyang hampir tak pernah keluar dari rumahnya di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ia juga sudah tak lagi menerima pasien untuk berobat. "Sudah sejak tujuh tahun lalu," ujarnya.

Aktivitas Eyang Subur kini dihabiskan bersama keluarga di sebuah rumah yang kabarnya dihuni oleh sembilan istrinya. Kehidupannya kini dihiasi puluhan awak media yang menongkrongi halaman rumahnya.

"Bila mau masuk, silakan masuk saja," ujarnya. Menurut dia, jika tak membawa alat perekam, wartawan bisa masuk ke dalam rumah sekadar ngobrol dengan sang eyang. Bahkan beberapa sudut rumahnya boleh diabadikan kamera, dengan syarat tak ada muka sang eyang. "Guci-guci koleksinya boleh disorot, tapi foto-foto dan lukisan (yang menggambarkan Eyang Subur) tidak boleh," ujarnya.

Namun, saat Subur mencoba lebih terbuka, tiba-tiba timbul masalah. "Kemarin ada wartawan yang ketahuan merekam, tersinggung dia (Eyang Subur)," ujarnya. Hal ini membuat niat Subur berbicara kepada wartawan jadi pudar. "Kita tunggu saja nanti waktunya lagi," ujar Ramdan.

Beberapa Musisi Tanggapi Eyang Subur di Twitter

Kasus perseteruan Eyang Subur dan Adi Bing Slamet yang belakangan ini tengah membahana rupanya menjadi fenomena tersendiri di dunia maya, khususnya Twitter. Dan menanggapi aksi perang statement yang saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh kedua kubu tersebut, beberapa musisi Indonesia pun ternyata memiliki pendapatnya sendiri.

"Cerita Eyang Subur ini berlebihan. Tapi jadi enggak, kalau tujuan akhirnya buat dikaitkan ke RUU Santet. Pinter." tulis Anji eks Drive melalui akunnya @anjiii_ dalam menanggapi kasus tersebut.

"Wah eyang subur tryt lagi hot yeh..hot hot hot bgtss..ya udahlah mending lthn aja buat ultah @GIGI_Band." kicau Arman Maulana lewat akunnya @armandmaulana.

Berbeda dengan apa yang disampaikan Anji dan Armand Maulana, Addie MS yang merupakan seorang komposer ternama juga ternyata memiliki tanggapan yang cukup unik. Sembari setengah bercanda, Ayah dari Kevin Aprilio tersebut pun mengeluhkan namanya yang sedikit mirip dengan Adi Bing Slamet.

"Gara-gara kasus eyang Subur dgn Adi Bing Slamet, org kira nama Adi MS singkatan dr Adi Ming Slamet." canda Addie MS di akunnya @addiems.

"Kalo Eyang Subur difilmkan siapa ya aktor yg pas memerankannya?" celetuk pengamat musik Dennie Sakrie pada para followersnya.

Seperti diketahui, fenomena Eyang Subur pertama kali mencuat ke publik saat Adi Bing Slamet membuat konferensi pers dan menyatakan dirinya sebagai korban aliran sesat. Dan tak hanya membeberkan apa saja yang telah dilakukan Eyang Subur terhadap dirinya, Adi juga berencana akan membawa kasusnya ini ke meja hijau.

"Jadi dia ini pintar bicara, bersembunyi di balik kata-kata bijak dan baik. Dan ini yang dibilang banyak manusia terkecoh," tutur Adi Bing Slamet kala itu.

Adi Bing Slamet dan Eyang Subur Disarankan Damai

Perseteruan Adi Bing Slamet dan Eyang Subur semakin memanas. Khawatir akan berdampak buruk kepada masyarakat, ada saran agar Adi dan Subur berdamai.


"Kasus ini telah melebar dan menjadi opini tidak baik. Apalagi sudah terbentuk kubu-kubu. Saya khawatir, terjadi kemudharatan. Maka, saya berharap kedua belah pihak yang beseteru bisa berdamai," ujar Guntur Bumi di Padepokan Silaturahim, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (29/3).

Suami dari Puput Melati ini pun jmengingatkan kepada semua lapisan masyarakat Indonesia agar menghindari hal-hal berhubungan dengan gaib. Apalagi percaya kepada paranormal.

"Banyak umat Islam, baik artis, pejabat, aparat dan masyarakat sipil yang disesatkan dengan hal-hal yang seperti ini. Pada al meminta kepada selain Allah adalah perbuatan musyrik, yang hukumnya selama 40 tahun amal ibadahnya tidak diterima," terang aji.

Sumber : Berbagai Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Pasutri Hangat © 2010 | Created by Foredi Gel | Toko Pasutri